Bumi merupakan planet ketiga dari susunan tata surya yang begitu besar, dengan jumlah air sangat besar namun mengapa banyak daerah yang kekurangan air bersih.
Walau planet jupiter planet terbesar, namun bumi diisi oleh kita semua dalam menjalani kehidupan.
Dalam detik news pada tahun 2022 dikatakan bahwa sekitar 72%.
Permukaan Bumi tertutup air di mana lautan menampung sekitar 96,5% dari seluruh air di Bumi.
Keberadaan air di Bumi tidak pernah diam.
Berkat siklus air, persediaan air Bumi terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Sebanyak 72% permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97% air tersebut asin.
Diantara 70% air minum tersebut berbentuk es, kurang dari 1 persen air minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan secara langsung.
Pada beberapa daerah di dunia, kekurangan air bahkan menjadi penyebab konflik.
Di Asia Tengah misalnya, menurunnya kesehatan akibat buruknya kualitas air telah menyebabkan kerusuhan sosial.
Di daerah Kenya Utara dan Darfur terjadi bentrok antara para petani dan kaum nomaden akibat perebutan sumber air.
Dalam pusat studi lingkungan Universitas Gajah Mada bahwa krisis air sangatlah nyata.
Mengingat air juga merupakan komponen utama penyusun tubuh manusia.
Ancaman krisis air bersih dan layak sudah seharusnya menjadi perhatian.
Namun di Indonesia, menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa capaian sanitasi aman Indonesia masih sangat rendah.
Angka sanitasi aman Indonesia yaitu baru mencapai 7% di tahun 2020.
Capaian ini lebih rendah dibandingkan Thailand yang angka sanitasinya mencapai angka 26% dan India yang mencapai 46%.
Sulitnya akses terhadap air bersih di Indonesia terjadi di berbagai wilayah.
Bahkan di kawasan banyak daerah yang tidak terjangkau pipa perusahaan air.
Terdapat mafia air yang mengeksploitasi warga miskin untuk memperoleh akses terhadap air.
Para mafia air tersebut memotong pipa perusahaan air dan membuat saluran ke rumah warga.
Dengan iuran yang lebih mahal dibandingkan dengan yang tinggal di kawasan hunian resmi.
Itu melihat hal terburuknya memang daerah tersebut belum mendapatkan air bersih atau tercemar.
Tantangan terkait dengan air saat ini meliputi langkanya ketersediaan air bersih.
Kurangnya infrastruktur manajemen air yang tahan terhadap perubahan iklim
Serta tuntutan terhadap infrastruktur yang terjangkau oleh masyarakat.
Ancaman krisis air tidak hanya menimpa masyarakat di wilayah tertentu.
Melainkan sudah menjadi ancaman bagi seluruh masyarakat dunia, begitu juga di Indonesia.
Belum lagi ditengah kondisi perkenomian masyarakat yang sulit.
Bahkan tidak mampu membeli ditengah orang banyak membeli air agar layak dan nyaman digunakan.
Maka disinilah kita berupaya saling memantu jangan sampai fasilitas umum seperti mesjid dan perkampungan menggunakan air tidak layak pakai.
Disinilah menjadi program unggul LAZnas PHR yang bergerak memberi fasilitas air bersih.
Sudah lebih 100 air bersih yang disebarkan kepada daerah sekitar.
Maka LAZnas PHR senantiasa menggiatkan menuju air bersih.